Minggu, 20 Oktober 2013

Hukum Pernikahan

Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam. Kata zawaj digunakan dalam al-Quran artinya adalah pasangan yang dalam penggunaannya pula juga dapat diartikan sebagai pernikahan, Allah s.w.t. menjadikan manusia itu saling berpasangan, menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina.

Pernikahan dalam Islam telah disyariatkan oleh Al-Quran, Sunnah dan Ijma' Ulama'. Firman Allah, 'Dan kawinilah orang-orang lelaki dan perempuan) dari kalangan kamu dan orang-orang yang soleh dari kalangan hamba-hamba kamu lelaki dan perempuan'. (Surah An-Nur : 32)

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).

Dalil pensyariatan dari Sunnah, bersabda Rasulullah, 'Wahai para pemuda, sesiapa di antara kamu yang mampu memikul tanggungjawab perkawinan, hendaklah dia kawin. Sesungguhnya perkawinan itu menahan pandangan dan memelihara kemaluan (kesucian). Bagi sesiapa yang tidak mampu (berkawin) maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu dapat menahan nafsunya'. (H.R.Bukhari & Muslim)

Para ulama' telah membuat penentuan hukum dengan berdasarkan kepada kedudukan dan kemampuan seseorang untuk mendirikan rumah tangga. Para ulama' telah membahagikannya kepada 4 jenis hukum iaitu,

1. Fardhu
2. Haram
3. Makruh
4. Sunat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar